Pages

Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Minggu, 13 Februari 2011

3
Pengertian Deja Vu

"Pernahkan anda mengunjungi sebuah rumah untuk pertama kalinya dan tiba-tiba anda merasa familiar dengan rumah tersebut ? Atau pernahkah anda berada dalam suatu peristiwa ketika tiba-tiba anda merasa bahwa anda sudah mengalaminya walaupun anda tidak dapat mengingat kapan terjadinya ? itulah deja vu, salah satu fenomena misterius dalam kehidupan manusia.


'Om, saya merasakan bahwa saya pernah melakukan hal yang sama, gerakan yang sama dan lain- lain'

Suatu hari, kalimat di atas masuk ke kotak komentar di blog ini. Walaupun kalimat itu terdengar menakutkan dan misterius, tapi untuk kasus ini sepertinya saya punya jawabannya. Inilah yang disebut deja vu.

Banyak dari kita yang sudah pernah mendengar kata ini, tapi mungkin hanya sedikit yang mengetahui artinya.

Definisi Deja Vu
Deja vu berasal dari kata Perancis yang berarti 'telah melihat'. Kata ini mempunyai beberapa turunan dan variasi seperti deja vecu (telah mengalami), deja senti (telah memikirkan) dan deja visite (telah mengunjungi). Nama Deja Vu ini pertama kali digunakan oleh seorang ilmuwan Perancis bernama Emile Boirac yang mempelajari fenomena ini tahun pada 1876.

Selain deja vu, ada lagi kata Perancis yang merupakan lawan dari deja vu, yaitu Jamais Vu, yang artinya 'tidak pernah melihat'. Fenomena ini muncul ketika seseorang untuk sementara waktu tidak dapat mengingat atau mengenali peristiwa atau orang yang sudah pernah dikenal sebelumnya. Saya rasa sebagian dari kalian juga sering mengalaminya.


Sebelum kita melihat mengenai deja vu, pertama, kita perlu mengetahui apa yang disebut dengan 'Recognition Memory', atau memori pengenal.

Recognition Memory
Recognition Memory adalah sebuah jenis memori yang menyebabkan kita menyadari bahwa apa yang kita alami sekarang sebenarnya sudah pernah kita alami sebelumnya.

Otak kita berfluktuasi antara dua jenis Recognition Memory, yaitu Recollection dan Familiarity. Kita menyebut sebuah ingatan sebagai Recollection (pengumpulan kembali) jika kita bisa menyebutkan dengan tepat seketika itu juga kapan situasi yang kita alami pernah muncul sebelumnya. Contoh, jika kita bertemu dengan seseorang di toko, maka dengan segera kita menyadari bahwa kita sudah pernah melihatnya sebelumnya di bus.

Sedangkan ingatan yang disebut Familiarity muncul ketika kita tidak bisa menyebut dengan pasti kapan kita melihat pria tersebut. Deja Vu adalah contoh Familiarity.

Selama terjadi Deja Vu, kita mengenali situasi yang sedang kita hadapi, namun kita tidak tahu dimana dan kapan kita pernah menghadapinya sebelumnya.

Percaya atau tidak, 60 sampai 70 persen manusia di bumi ini paling tidak pernah mengalami deja vu minimal sekali, apakah itu berupa pandangan, suara, rasa atau bau. Jadi, jika anda sering mengalami deja vu, jelas anda tidak sendirian di dunia ini.

Teori-Teori Deja Vu
Walaupun Emile Boirac sudah meneliti fenomena ini sejak tahun 1876, namun ia tidak pernah secara tuntas menyelesaikan penelitiannya. Karena itu, banyak peneliti telah mencoba untuk memahami fenomena ini sehingga akhirnya kita mendapatkan Paling tidak 40 teori yang berbeda mengenai deja vu, mulai dari peristiwa paranormal hingga gangguan syaraf.

Pada tulisan ini, tidak mungkin saya membahas 40 teori tersebut satu persatu. Jadi saya akan memilih beberapa teori yang saya anggap perlu diketahui. Pertama, saya akan mulai dari teori psikolog legendaris, Sigmund Freud. Tapi sebelum itu, saya ingin menunjukkan kepada kalian sebuah gambar yang sangat terkenal. Ini dia :

















Foto di atas adalah foto ilustrasi 'Puncak gunung es' yang terkenal. Para ahli 'otak' sering menggunakan ilustrasi di atas untuk menunjukkan seperti apa pikiran kita yang sebenarnya. Permukaan air adalah batas kesadaran kita. Pikiran Sadar kita adalah bongkahan yang muncul di atas permukaan laut. Sedangkan pikiran bawah sadar adalah bongkahan raksasa yang ada di dalam laut.

Menurut mereka, sesungguhnya sebagian besar informasi yang kita terima tersimpan di pikiran bawah sadar kita dan belum muncul ke permukaan. Hanya sebagian kecil dari informasi yang kita terima benar-benar kita ingat atau sadari. Prinsip ini adalah kunci penting untuk memahami Deja Vu.

Gangguan akses memori
Sigmund Freud yang sering dijuluki sebagai bapak psikoanalisa pernah meneliti mengenai fenomena ini dan ia percaya bahwa seseorang akan mengalami Deja Vu ketika ia secara spontan teringat dengan sebuah ingatan bawah sadar. Karena ingatan itu berada pada area bawah sadar, isi ingatan tersebut tidak muncul di pikiran sadar, namun perasaan familiar tersebut bocor keluar.

Teori Freud ini terbukti menjadi landasan bagi teori-teori yang muncul berikutnya.

Namun sebelum saya membahas teori-teori yang lain, saya ingin mengajak kalian untuk mengenal satu kata ini terlebih dahulu, yaitu 'Subliminal'. Subliminal berasal dari kata latin, yaitu 'sub' dan 'Limin atau Limen'. 'Sub' berarti bawah, sedangkan 'Limin' berarti ambang batas. Dalam artian psikologi, subliminal berarti beroperasi dibawah sadar.

Lagi-lagi berhubungan dengan bawah sadar. Maksud saya memperkenalkan kata ini adalah untuk memahami teori di bawah ini.

Perhatian yang terpecah - teori ponsel
Seorang peneliti bernama Dr. Alan Brown pernah mengadakan eksperimen yang diharapkan bisa menciptakan ulang proses deja vu. Dalam percobaannya, ia dan rekannya Elizabeth Marsh memberikan sugesti subliminal kepada subjek penelitiannya.

Mereka menunjukkan sekumpulan foto yang menunjukkan lokasi-lokasi yang berbeda kepada sekelompok pelajar dengan maksud bertanya kepada mereka mana yang dianggap paling familiar bagi mereka. Dalam percobaan ini, semua pelajar yang diuji belum pernah mengunjungi lokasi-lokasi yang ada di foto tersebut.

Namun sebelum mereka menunjukkan foto-foto itu, terlebih dahulu mereka menayangkan sebagian foto itu di layar dengan kecepatan subliminal sekitar 10 sampai 20 milidetik. Kecepatan itu cukup bagi otak manusia untuk menyimpan informasi itu di bawah sadar, namun tidak cukup bagi para pelajar itu untuk menyadari dan menaruh perhatian padanya.

Dalam percobaan ini terbukti bahwa lokasi-lokasi pada foto-foto yang sudah ditayangkan dengan kecepatan subliminal dianggap paling familiar bagi para pelajar itu.

Eksperimen serupa pernah diadakan oleh Larry Jacobi dan Kevin Whitehouse dari Washington University. Bedanya, mereka menggunakan sekumpulan kata-kata, bukan foto. Namun hasil yang didapat sama dengan eksperimen Dr. Alan Brown.

Berdasarkan pada hasil eksperimennya, Dr. Alan Brown kemudian mengajukan sebuah teori yang disebut sebagai teori ponsel (atau perhatian yang terpecah).

Teori ini mengatakan bahwa ketika perhatian kita terpecah, maka, secara subliminal, otak kita akan menyimpan informasi mengenai kondisi di sekeliling kita namun tidak benar-benar menyadarinya. Ketika perhatian kita mulai fokus kembali, maka segala informasi mengenai sekeliling kita yang tersimpan secara subliminal akan 'terpanggil' keluar sehingga kita merasa lebih familiar. Ini sama seperti bongkahan es di bawah permukaan air yang naik ke atas permukaan.

Contoh, jika kita memasuki sebuah rumah sambil ngobrol dengan orang lain, maka perhatian kita tidak akan terpaku kepada kondisi rumah itu, namun otak kita telah menyimpan informasi itu secara subliminal di bawah sadar. Ketika kita selesai ngobrol, pikiran kita mulai fokus dan informasi yang tersimpan di bawah sadar mulai muncul. Seketika itu juga kita mulai merasa familiar dengan rumah itu.

Jadi, berdasarkan teori ini, deja vu tidak berhubungan dengan kejadian di masa lalu yang telah berlangsung lama.

Memori dari sumber lain
Ada lagi teori yang lain. Teori ini percaya bahwa otak kita menyimpan banyak memori yang datang dari berbagai aspek kehidupan kita, seperti film yang kita tonton, gambar ataupun buku yang kita baca. Informasi-informasi ini kita simpan tanpa kita sadari. Sejalan dengan lewatnya waktu, maka ketika kita mengalami peristiwa yang mirip dengan informasi yang pernah kita simpan, maka memori yang tersimpan di bawah sadar kita akan bangkit kembali.

Contoh, sewaktu kecil, mungkin kita pernah menonton sebuah film yang memiliki adegan di sebuah tugu atau monumen. Ketika dewasa, kita mengunjungi tugu ini dan tiba-tiba kita merasa familiar walaupun kita tidak ingat dengan film tersebut.

Teori ini mirip dengan teori ponsel, tapi teori ini setuju bahwa deja vu berhubungan dengan kejadian yang telah berlangsung lama di masa lampau.

Dalam banyak hal, teori-teori mengenai penyebab Deja Vu tidak berbeda jauh dari yang diajukan oleh Sigmund Freud. Namun seorang peneliti bernama Robert Efron berusaha melihat lebih jauh kedalam mekanisme otak, bukan sekedar pikiran sadar atau tidak sadar. Walaupun sangat teknikal, teori yang diajukannya dianggap sebagai salah satu teori Deja Vu terbaik yang pernah ada.

Teori Pemrosesan Ganda (visi yang tertunda)
Teori Efron ini berhubungan dengan bagaimana cara otak kita menyimpan memori jangka panjang dan jangka pendek. Ia menguji teori ini pada tahun 1963 di rumah sakit Veteran Boston. Menurutnya, respon syaraf yang terlambat dapat menyebabkan deja vu. Hal ini disebabkan karena Informasi yang masuk ke pusat pemrosesan di otak melewati lebih dari satu jalur.

Efron menemukan bahwa Lobus Temporal dari otak bagian kiri bertanggung jawab untuk mensortir informasi yang masuk. ia juga menemukan bahwa Lobus Temporal ini menerima informasi yang masuk dua kali dengan sedikit delay antara dua transmisi tersebut.

Informasi yang masuk pertama kali langsung menuju Lobus Temporal, sedangkan yang kedua kali mengambil jalan berputar melewati otak sebelah kanan terlebih dahulu.

Jika delay yang terjadi sedikit lebih lama dari biasanya, maka otak akan memberikan catatan waktu yang salah atas informasi tersebut dengan menganggap informasi tersebut sebagai memori masa lalu.

Deja Vu - Sepertinya saya pernah menulis ini.
Tidak, saya cuma bercanda. Ini pertama kalinya saya menulis mengenai Deja Vu. Walaupun tidak semenakutkan fenomena Doppelganger yang juga sering dihubungkan dengan aktifitas otak, Deja Vu tetap dianggap sebagai fenomena yang luar biasa misteriusnya.

Tapi jika kalian bertanya mengenai pendapat saya, maka saya rasa Sigmund Freud telah memecahkan misterinya.

http://xfile-enigma.blogspot.com/2010/01/fenomena-deja-vu-yang-misterius.html

https://blogger.googleusercontent.com/tracker/6787734896184131032-7283453195308095346?l=anehbinunik.blogspot.com


Rabu, 09 Februari 2011

2
Derinkuyu dan Kaymakh (Kota Bawah Tanah)


Yaa, dari melihat judulnya sudah bisa anda tebak. Kali ini saya akan membahas tempat misterius. Yaitu kota Derinkuyu dan Kaymakh. Mungkin kota-kota yang besar, mewah dan modern sudah biasa kita lihat dan banyak ditemukan dimana-mana seperti di negara-negara maju Amerika ataupun Jepang. Tapi kali ini ada sebuah kota yang beda dari yang lain, kota ini berada dibawah tanah. Untuk lebih lanjutnya silahkan membaca postingan saya ini. Selamat membaca...

Misterius dan memikat, kota bawah tanah ini adalah sebuah motif yang sering digunakan dalam fiksi ilmu pengetahuan. Tetapi ada dua kota Turki kuno yang mewakili salah satu dari sekian banyak tempat yang dalam kenyataannya lebih hebat dari fantasi.
*Ruangan-ruangan dan gang-gang simpang siur yang terpencar yang pernah menjadi tempat tinggal ribuan orang dapat ditemukan ribuan kaki di bawah kota Turki dari Capadocia. (Haluk Ozozlu)
Seperti sebuah masyarakat penghuni pangkalan laut yang sebenarnya, penduduk Anatolia Sentral mengusung konsep kehidupan bawah tanah yang ekstrim.
Ditemukan lebih dari 100 kaki di bawah permukaan, kota kuno Derinkuyu mungkin adalah kota bawah tanah paling mengesankan yang terdapat di wilayah ini. Para arkeolog menetapkan bahwa terowongan dan ruang bawah tanah kompleks yang kedudukannya simpang siur ini pernah digunakan sebagai tempat perlindungan yang aman bagi sekitar 100.000 orang.
Derinkuyu secara tak sengaja ditemukan pada 1963 ketika seorang penduduk Capadocia sedang mengerjakan perluasan gua tempat tinggalnya, memecahkan tembus sebuah dinding untuk menemukan sebuah ruangan misterius yang terukir pada batu di samping tempat tinggalnya.
Terinspirasikan oleh temuan itu, sang pemilik gua terus menggali, menemukan suatu ruangan terpahat sebelumnya satu demi satu. Temuan itu membuka salah satu dari petualangan arkeologi yang lebih menarik pada abad lalu.
Para arkeolog telah melakukan penyelidikan sepanjang 130 kaki di bawah permukaan, menemukan sebuah hunian mengesankan yang berhiaskan pahatan batu. Tetapi sebagian arkeolog memperkirakan bahwa masih ada lebih banyak lagi penyelidikan karena kedalaman kota tersebut diperkirakan mencapai sekurang-kurangnya 78 meter di dalam tanah.
Meskipun daya tarik turis yang terkenal ini menawarkan delapan tingkat petualangan bawah tanah bagi mereka yang ingin menyelidiki Derinkuyu, namun masih ada 10 atau 12 tingkat lainnya lagi yang sekarang ini hanya para arkeolog saja yang diizinkan untuk menyelidiki. Total jumlah tingkat dari kota tersebut masih belum diketahui.


Tempat Perlindungan yang Aman
Bukan digunakan sebagai tempat tinggal permanen, sebaliknya, hunian bawah tanah ini berfungsi sebagai tempat persembunyian sementara selama kota yang berada di permukaan diserang. Dirancang sedemikian rupa sehingga puluhan ribu orang dapat hidup di bawah tanah, aman dari serbuan tentara selama berbulan-bulan pada suatu masa.
Untuk bertanggung jawab terhadap begitu banyaknya orang yang tinggal di bawah tanah dalam jangka waktu lama, para perencana kota Derinkuyu memasukkan 50 lebih tabung ventilasi ke dalam rancangannya. Selain banyak sumur, kota itu juga mempunyai sungai bawah tanah alami untuk membantu memenuhi kebutuhan air dari warga.
Memahat batu bawah tanah ini dengan peralatan primitif yang ada dalam satu ruangan saja mungkin adalah sebuah tugas yang sulit dan membutuhkan banyak tenaga, tetapi kota yang terpencar ini mempunyai gang-gang yang simpang siur yang menghubungkan ruangan-ruangan, daerah-daerah kota dan berbagai tingkat-tingkat. Bahkan ada suatu gang yang panjangnya 8 mil, menghubungkan Derinkuyu dengan banyak kota bawah tanah kuno lainnya—Kaymakh.
Derinkuyu mempunyai ruangan-ruangan bagi semua kegiatan sehari-hari sama seperti yang dinikmati orang-orang kuno ini ketika mereka adalah penghuni kota permukaan. Ada meja, dapur, ruang makan, kedai minum, bak tangki air, toko, gudang anggur dan gudang minyak bawah tanah serta sebuah sekolah. Bahkan ada tempat ibadat, termasuk sebuah kapel dengan luas 19,5 x 9 meter dengan ketinggian langit-langit hampir 3 meter.
Ada akomodasi untuk banyak keluarga dan juga ruangan untuk binatang peliharaan, kebun, dan makanan yang cukup selama kurang lebih setengah tahun. Tungku dapur adalah sebuah ciri yang ada pada kedua kota dan pada beberapa tempat di Kaymakh, sebagian gang dihiasi dengan lukisan Byzantine.
Sistem Keamanan
Karena kota bawah tanah ini digunakan sebagai tempat perlindungan selama beberapa bulan dari penyerbu yang datang dari luar, menahan penyelundup agar tidak ke luar merupakan hal yang utama.
Derinkuyu dilengkapi dengan pintu yang sangat besar yang dapat dipindah-pindahkan dalam bentuk piringan batu yang sangat berat, tebalnya hampir 60 cm dan diameternya 1,8 meter lebih. Pintu-pintu ini dapat digelinding membuka untuk membiarkan orang masuk dan digelinding menutup untuk menahan musuh ke luar.
Karena mereka memahatnya lebih dari berabad-abad, kota bawah tanah yang mengagumkan ini sebenarnya adalah produk dari beberapa kebudayaan.
Sebagai contoh Kaymakh, dibangun antara abad ke-5 dan ke-10. Walaupun struktur lengkap Kaymakh lebih tua daripada Derinkuyu—yang mana inisial konstruksinya memperlihatkan abad ke-7, yang dibuat oleh Phrygians (penduduk Phrygia, sebuah daerah kuno di barat pusat Asia Kecil)—banyak para arkeolog mengira bahwa tingkat pertama dari Kaymakh mungkin telah dibangun oleh Hittites (anggota dari masyarakat kuno yang mendirikan kekaisaran di Asia Kecil dan Syria) sekitar 1.400 Sebelum Masehi.
Fakta yang didapat pada tempat itu menyatakan bahwa penghuni-penghuni ini dahulu mungkin pernah melayani sisa penduduk Hittites saat kekaisaran mereka dihancurkan oleh penyerbu dari Thrace (penduduk Thrace, negeri kuno yang terletak di barat Laut Hitam dan di utara Aegean). 
 
The Flying Dutchman | © 2010 by DheTemplate.com | Supported by Promotions And Coupons Shopping & WordPress Theme 2 Blog | Tested by Blogger Templates | Best Credit Cards